Corat Coret

Just corat-coret... Take it easy. I'm not teaching, but I'm just learning.

Monday, April 17, 2006

Menulis dengan beban 1000 ton.

Terkadang, dalam pikiran sering terbersit sikap meremehkan kegiatan yang satu ini.

"Ah, apa susahnya menulis sih, paling tinggal ketik yang ada di pikiran langsung beres"

Namun saat dimulai, tak dinyana menulis itu berat sekali (buat saya) karena ternyata kegiatan tersebut membutuhkan pikiran dan wawasan yang luas yang mungkin hanya bisa didapatkan dengan cara rajin membaca. Tak diragukan lagi, ini kegiatan yang paling jarang saya lakukan selama hidup saya.

Mungkin saja (mudah-mudahan saya salah) karakter seperti ini terbentuk karena saya hidup di negara yang serba instan. Disini, segalanya memang mudah didapat. Ya segalanya. Karena malas jalan, mau turun dari metromini di tempat terlarang pun bisa selama tak ada petugas. Mau urus SIM bisa instan, ingin pegang ijazah mentereng pun tak perlu bersekolah susah payah lagi, mau gawe tinggal pegang katebelece atau sogok sana sini, sampai-sampai lulusan perhotelan pun bisa bekerja di pabrik. Mau dapet informasi, cukup setel tayangan berita di TV dan biasanya informasi yang mampu dicerna sifatnya temporary belaka. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini akhirnya berimbas sampai membaca buku pun cukup melirik ke kesimpulan akhir. Alhasil, mutu informasi yang didapat pun cuma sekulit ari. Lebih tipis mungkin. Tapi hebatnya, dengan informasi nan secuil itu, sudah berani ngobrol kesana kesini lagaknya seperti ahli. Beraninya hanya ngobrol dan menghindari debat. Karena keenakan dan kebanyakan ngobrol akhirnya ya otot-otot jari tak terlatih untuk merumuskan isi pikiran secara terstruktur. Jari-jari layaknya terbebani dengan berat tak terhitung. Benar-benar tipikal orang Indo Raya.

Mudah-mudahan orang Indo Raya yang begini cuma saya. Dan akhir kata posting ini saya cuma bisa mengingatkan tanpa bisa berbuat, "PENULIS YANG BAIK ADALAH PEMBACA YANG BAIK PULA!!!"

Wassalam

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

/body>