Corat Coret

Just corat-coret... Take it easy. I'm not teaching, but I'm just learning.

Friday, October 06, 2006

Berinovasi dan berhegemoni

Satu organisasi untuk mencapai hegemoni dan menegaskan superioritas atas kompetitor lainnya tentu harus berinovasi. Masing-masing memiliki cara sendiri dalam berinovasi. Ada yang benar-benar menghadirkan satu inovasi yang revolusioner dan ada juga inovasi dalam bentuk perbaikan dari produk inovasi yang telah ada sebelumnya.

Di dalam perjalanannya, ternyata setelah saya perhatikan (dalam kaca mata awam) inovasi yang revolusioner bukan jaminan sebuah entreprise segera dapat menggapai hegemoni. Pasarlah yang paling menentukan. Sebagai contoh, kita lihat sang raksasa Microsoft. Siapapun tak meragukan hegemoni dan superiotasnya di dunia IT. Tapi setelah dilihat secara seksama, apa produk inovasi revolusioner dari perusahaan ini? Hampir tidak ada, dengan kata lain sedikit sekali.

Kita mulai ambil contoh dari produk OS Windows yang sangat merakyat itu. Benarkah Windows itu inovasi revolusioner Microsoft? Ternyata tidak. Memang benar Microsoft berinovasi di situ, tapi tidaklah revolusioner menurut saya. Microsoft "hanya" memindahkan gaya interface GUI milik MacOS ke platform DOS. Inovasi Microsoft disitu, lebih ke kosmetik dan porting di platform DOS. Apple lah yang memiliki inovasi revolusioner ini. Disamping OS yang revolusioner di zaman itu, Apple juga menelurkan produk mouse seperti yang kita kenal sekarang. Pada akhirnya, Microsoft yang lebih beruntung, karena produknya sesuai dengan kondisi pasar saat itu yang dikuasai oleh PC kompatibel IBM dengan DOS-nya.

Produk MS-Office? Lihat saja pada zaman munculnya MS-Office, Lotus sudah lebih dahulu bermain-main disitu dengan Lotus Suite.

MS-Exchange? Lagi-lagi Lotus Notes sudah menjelajah daerah corporate and colaboration messaging itu lebih dulu.

Active Directory? Sudah banyak yang berinovasi disini sebelumnya. Dimulai dengan produk BIND nya BSD (kita lebih mengenal dengan nama DNS), NIS dan NIS+ nya Sun serta e-Directory dari Novell.

Windows Aero yang bakal ada di Vista? Ini apalagi. Apple (lagi) telah mencangkokkan fitur ini ke Mac OS X. Komunitas open source malah sudah berhasil mengimplemetasikan terlebih dahulu melalui paket Xgl. Hebatnya, Xgl dapat berjalan baik cukup dengan on board video card sehingga tidak memerlukan requirement hardware seperti Aero look nya Vista yang meminta Video Card Memory 128MB, DirectX 9 compatible, Pixel View 2.0 support dan WDDM (banyak sekali ya???)

Virtual Server? Komunitas Open Source yang disebut "komunis" oleh salah satu petinggi Microsoft malah sudah curi start duluan. Toh akhirnya Microsoft mengakui kebutuhan fitur ini di dalam OS nya dan menggandeng Xensource (komunitas open source) untuk mengembangkannya di platform Windows.

Diluar itu semua, satu inovasi Microsoft yang saya akui cukup revolusioner adalah integrasi dan user-management-friendly. Kita lihat MS-Exchange, walaupun secara fungsional setara dengan Lotus Notes, namun integrasi ke ActiveDirectory benar-benar mengesankan. Rasakan juga kemudahan managemen MS-Exchange maupun ActiveDirectory. Juga bagaimana OLE dapat berinteraksi dengan sempurna antara produk-produk Microsoft. Kita bisa meletakkan dokumen Excel di Word dengan gampang,

Integrasi yang nyaman juga kita rasakan saat menggunakan produk keluarga Visual (Visual Basic dan saudaranya). Seolah-olah kita dibawa ke lingkungan visual programming. Kenapa saya pakai kata seolah-olah? Karena banyak orang yang salah mengartikan makna visual programming itu sendiri. Visual programming yang sesungguhnya adalah dimana programmer menggunakan icon-icon atau simbol grafis dalam menyusun satu program (Powware, StarLogo dll). Visual programming moderen bahkan sudah terintegrasi dengan UML. Nah, Visual Basic sendiri sebenarnya adalah programming kontekstual yang dilengkapi dengan IDE GUI. Disinilah kehebatan inovasi Microsoft.

Hal-hal yang saya paparkan diatas menjadi dasar asumsi saya bahwa pasarlah yang menentukan hegemoni satu organisasi dan Microsoft melakukannya dengan baik melalui cara berinovasi terbatas tapi dapat diterima pasar. Tapi bukan berarti inovasi yang relovusioner harus menyesuaikan kebutuhan pasar. Banyak inovasi revolusioner yang malah menciptakan pasar, seperti Apple dengan iPod nya. Siapa yang tadinya butuh mp3 player mobile sebelum iPod ada? Begitu iPod muncul, orang beramai-ramai mendadak "butuh" akan adanya alat ini.

Akhir kata, jangan takut berinovasi walaupun inovasi tersebut tak menjamin akan membawa kita ke tahap hegemoni, karena hegemoni hanya dapat dicapai dengan banyak faktor pendukung diluar dari inovasi itu sendiri.

Wassalam

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

/body>