Corat Coret

Just corat-coret... Take it easy. I'm not teaching, but I'm just learning.

Tuesday, August 08, 2006

Perkalian Negatif

Anak-anak sudah mulai masuk sekolah kembali, termasuk anak saya yang terbesar sudah mulai menginjak sekolah dasar. Anak-anak sudah mulai dijejali dengan mata pelajaran matematika dasar yang jadi bahan obrolan para orang tua di kantor hingga ada satu yang melemparkan pertanyaan,

"Mengapa negatif dikali negatif selalu menghasilkan nilai positif. Saya ingin menjelaskan prosesnya kepada anak saya, bukan sekedar penjelasan hukum buta doang?"

Semua yang ada diruangan termasuk saya jadi tercekat, tak bisa menjelaskan secara gamblang pertanyaan sederhana. Ternyata kita para orang tua pun sudah termakan hukum buta. Selama ini yang ada dikepala saya, plus dikali plus hasilnya plus, minus dikali plus hasilnya minus, minus dikali minus hasilnya plus tanpa mengetahui proses dasarnya.

Bila perkalian antara plus dan minus yang menghasilkan minus saya bisa menjabarkan secara sederhana. Karena perkalian adalah penjumlahan berulang sebanyak n kali, maka -2 x 3 bisa diuraikan menjadi -2 + -2 + -2. Tapi untuk perkalian minus dan minus, jujur saya bingung menggambarkannya. Akhirnya Mr. Google pun dipakai dan ada penjabaran yang memuaskan saya dan rasanya akan gampang saat menjabarkan kembali ke anak saya nanti.

Doctor Robert, demikian nama orang yang menjabarkan, memberikan pernyataan bahwa matematika mengandung unsur logika. Dalam kasus ini, logika digunakan dalam melihat pola:
2 x 3 = 6
2 x 2 = 4
2 x 1 = 2
2 x 0 = 0
2 x -1 = ?
Pola dari hasil diatas akan dengan mudah dijawab (berdasarkan dari pengurangan 2) maka jawaban 2 x -1 = -2.

Sekarang, kita lihat pola berikutnya:
-2 x 3 = -6
-2 x 2 = -4
-2 x 1 = -2
-2 x 0 = 0
-2 x -1 = ?
Jawabannya tentu 2 sesuai dengan pola (penambahan 2).

Dari penjabaran diatas, maka kita dapat menyusun tabel perkalian yang gampang untuk dilihat.












Saran saya, buat tabel seperti diatas dengan spread sheet, di cetak dengan font yang besar dan jelas lalu segera ditempelkan di rumah demi anak anda. Mudah-mudahan berguna.

Wassalam

Monday, August 07, 2006

Sang Teroris

Lihat perubahan dari beberapa dekade peta kewilayahan Palestina.


Warna hijau merupakan representatif wilayah Palestina, sedangkan yang putih menunjukkan wilayah zionis.

Suatu hal yang aneh, dalam dunia moderen yang sarat teknologi yang memungkinkan fungsi pengawasan 24 jam setiap aktivitas dalam satu wilayah, adanya PBB (Persatuan Bangsat-Bangsat aka Hidayat Nurwahid), hukum-hukum internasional yang ketat dan negara-negara tetangga yang harusnya saling menjaga dan mengingatkan, ternyata masih ada kegiatan brutal berbentuk penindasan oleh satu negara atas negara lain yang seolah-olah tak terlihat dan didiamkan oleh dunia dengan hukum-hukumnya. Dalam beberapa dekade ke depan, bisa-bisa Palestina hanya tinggal nama dan hilang dari peta karena kegiatan zionisme ini.

AS tidak belajar dari sejarah. Bangsa Yahudi adalah pemakan sang biang. Dalam perjalanan hidupnya, kapan bangsa Yahudi bisa hidup tenang dan damai? Saat zaman Fir'aun mereka dibantai. Saat Romawi berkuasa, mereka hidup dalam tekanan. Pasca Perang Salib, sinagog mereka di bakar dan dijadikan gereja. Di zaman Hitler, mereka dikejar, diperas dan dibunuh. Fakta dalam sejarah bangsa Yahudi hidup tenteram dan damai ada di dua zaman: saat Islam mulai menyebar hingga tumbangnya kerajaan Ustmani di Turki (Ottoman), dan pasca Perang Dunia II dimana bangsa Yahudi mendapatkan "lotere" berupa wilayah berdasarkan kesejarahan kitab Taurat mereka karena holocaust-nya Hilter.

Apa yang telah mereka lakukan mulai dari berdirinya negara zionis hingga saat ini sungguh menyakitkan hati umat Islam yang notabene adalah pelindung mereka dimasa lampau selama berabad-abad. Dengan fakta seperti ini, AS "sang pelindung" bersiap-siap untuk dijadikan korban berikutnya oleh bangsa yang doyan ingkar janji ini. Saat ini secara samar sudah bisa dilihat, bahwa sebenarnya AS adalah jajahan ekonomi sang bani Isra'il ini. AS yang besar, dalam mengambil kebijakan politik terlihat diatur oleh segelintir lobi Yahudi.

Bersandar dari fakta-fakta diatas, kalau masih ada oknum yang membela sang zionis Israel dan membenarkan segala tindak tanduknya dengan alasan apapun (saya berkesimpulan) dipastikan, dia bukanlah manusia yang memiliki hati dan tumpul pemahaman sejarahnya. Hal ini saya kemukakan, karena kenyataannya manusia seperti itu banyak saya jumpai di forum-forum dan masyarakat.

Kelakuan biadab mereka ini membuat umat Islam kembali mengingat hadist Rasulullah SAW yang diriwatkan Abu Hurrairah:
"Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali Pohon gharqad (sejenis pohon cemara atau pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi."

dan juga hadist Rasulullah SAW yg diriwayatkan oleh Abu Daud:
“Hampir tiba suatu zaman dimana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni hidangan mereka.” Maka salah seorang sahabat bertanya: “Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?” Nabi SAW menjawab: “Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit al wahnu.” Seorang sahabat bertanya: “Apakah al wahnu itu Ya Rasulallah?” Rasulullah SAW menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.”

Hadist-hadist yang mungkin tidak dipandang oleh umat Islam sendiri sebelum Atatturk berkuasa di Turki dan disusul munculnya negara zionis Israel beberapa tahun kemudian.

Wassalam


sumber:
http://www.eramuslim.com
http://www.swaramuslim.com

http://www.hidayatullah.com

Friday, August 04, 2006

Si Gendut nan Lamban

Masih melanjutkan uneg-uneg saya. Terkadang terpikir oleh saya, mengapa setiap produk Microsoft begitu "bengkak" dan lamban setiap peningkatan versi???
Saya sempat berasumsi, mungkin karena menu help yang sangat representatif. Microsoft harus diakui, memang sangat ahli (mungkin yang terbaik saat ini) dalam menyusun menu bantuan ini. Konon, mereka merekrut orang-orang dengan background psikilog khusus untuk membangun menu bantuan ini. Ternyata asumsi saya salah besar. Dalam paket default Windows 2K, dari keseluruhan konsumsi harddisk yang sekitar 1 GB, file help ternyata hanya sekitar 18MB. Dan setelah diselidiki, ternyata memang file aplikasi dan library memakan porsi sangat besar.

Besarnya file executable file dan library file tentunya menunjukkan besarnya kode sumber penyusun aplikasi tersebut. Setiap perubahan versi, tentunya terdapat algoritma dan metode-metode baru yang ditanamkan dalam kode sumber tersebut. Kode sumber pun membengkak dengan resiko bug bermunculan dimana-mana. Karena telah bengkak, tentunya sumber kode seharusnya diimbangi dengan algoritma yang efisien agar performance aplikasi tidak terganggu. Namun saya belum pernah merasakan perubahan performance secara signifikan pada setiap perubahan versi Windows, malah cenderung menurun. Saya tidak berbicara secara angka statistik disini, tapi hanya dari apa yang saya rasakan. Silahkan rasakan sendiri perbedaan performance antara Windows 98 dengan Windows 2K dan Windows XP pada hardware yang sama. Tidak usah yang berat-berat, lihat perbedaannya saat browsing folder. Fitur memang bertambah di setiap versinya, namun tidak dibarengi dengan peningkatan performance.

Untuk hal peningkatan performance di setiap produknya, sepertinya Microsoft berada dibelakang komunitas open-source. Secara kasat mata, bisa dibandingkan performance antara Linux dengan kernel 2.2 s/d 2.6 di mesin hardware yang sama. Dengan penambahan fitur yang seabrek-abrek tapi tidak mengurangi performance secara signifikan.

Jika saya amati, Microsoft tampak lebih memfokuskan ke User Friendly Interface yang jujur saya akui memang nyaman. Tapi sayangnya, mereka seolah-olah lupa dengan performance tuning di produk-produk mereka. Dengan kejadian seperti ini, mau tidak mau setiap peningkatan versi produk, requirement hardware juga terpaksa ditingkatkan (saya tak tahu, ini American strategic atau memang harus begitu adanya). Contoh ringan untuk ini adalah Windows Vista yang menyita kapasitas harddisk hingga 8 GB dan RAM 512 MB. Dengan requirement seperti itu, saya bisa menginstall 5 jenis distro Linux default configuration di satu PC.

Contoh kecil lainnya, untuk fitur Windows Aero yang masih dalam tahap percobaan ini, kita harus berkorban lagi untuk membeli video card yang mendukung WDDM. Bandingkan dengan fitur yang sama di open-source, Xgl, walaupun dalam tahap beta version, namun terbukti bisa berjalan baik dan mulus di video card lawas kelas teri.

Apa yang salah dalam rancang bangun produk software house nomor wahid di dunia tersebut? Tak pasti jawabannya. Yang pasti, open-source memiliki keunggulan dalam keterbukaan yang memungkinkan antar programmer saling membantu saat membangun satu software. Kode sumber dalam komunitas pun terlihat tersusun rapi, traceable dan gampang untuk ditambal-sulam. Kalau kode sumber penyusun Windows saya tidak tahu, tapi rasa-rasanya jauh lebih njlimet seperti mie ayam.

Sudah menjadi takdir bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan. Dalam hal membangun software, dari segi kemampuan algoritma mungkin antara top programmer Microsoft dan top programmer open source tidak ada perbedaan yang mencolok. Tapi apakah ide yang muncul dari 100 kepala top programmer Microsoft lebih baik dan kreatif dibandingkan dengan 50 top programmer open source ditambah 1000 programmer kelas mediocre? Anda tahu sendiri jawabannya.

CMIIW

Wassalam

Duh, Windows Vista

Beberapa hari yang lalu, majalah Chip memberikan DVD Windows Beta 2 plus buku "36 Jam Belajar Komputer Windows Vista" karangan Budi Permana. Untuk di coba-coba katanya. Senang juga rasanya diberi kesempatan seperti ini. Tapi ternyata senangnya hanya sesaat karena kenyataannya untuk mencobanya ternyata tidak murah. Lihat saja:
  • Recommended RAM 512, untuk di kantor sih gak masalah karena ada satu PC yang dikhususkan untuk utak-atik dengan kapasitas RAM 1GB, tapi untuk trial di rumah??? Alamak, harus keluar biaya lagi, masalahnya yang nyantol sekarang cuma 128MB jenis SD-RAM pula. Mau cari SD-RAM 512 MB harus keluar biaya berapa lagi?
  • Paket dikemas dalam DVD, karena installer nya mencapai 3,8 GB. Ini jadi masalah lagi, PC khusus utak-atik di kantor pun mau tak mau harus di upgrade ke DVD reader karena yang terpasang sekarang hanya CD reader. PC saya yang di rumah juga sama, hanya CD reader.
  • Harddisk yang dibutuhkan, 8 GB. Gila. Saya sempat berpikir Microsoft bercanda. 8 GB hanya untuk OS??? Jumlah yang sama persis dengan kapasitas hardisk PC pribadi saya. Harus ditaruh dimana lagi jika saya ingin menambahkan di PC pribadi saya satu aplikasi office seperti OpenOffice yang sekitar 200MB???
  • Kalau penasaran dengan fitur Windows Aero yang menyebabkan tertundanya peluncuran Windows Vista, harus upgrade graphics card lagi yang mendukung WDDM (Windows Display Driver Model). Terus terang saya tak tahu fungsi kerjanya dan kegunaannya, lagipula, saya belum tertarik untuk mengetahuinya.
Keputusan akhir saya, setelah melihat kondisi di atas, simpan dulu paket Windows Vista Beta 2 ini di laci sampai batas waktu tak ditentukan dan buku karangan mas Budi Permana sementara dibuat pajangan dulu. Maaf ya mas Budi Permana.
Hi hi hi.

Wassalam

Tuesday, August 01, 2006

Monster Batuk.

Iseng-iseng, daku membaca beberapa artikel SuperVolcano di beberapa situs. Terungkap, sekitar 74.000 tahun lalu, di wilayah Toba yang terkenal dengan danaunya yang eksotis, pernah terjadi "batukan" maha dahsyat yang dihasilkan dari satu gunung berapi yang dikategorikan "Super Volcano" oleh para ahli.

Data statistiknya pun mencengangkan. Erupsi yang dihasilkan sekitar 2800 kubik per km, berada diatas Super Volcano lainnya Yellow Stone di dataran Amerika sono (2500 kubik per km). Dengan letusan sedahsyat itu, letusan Gunung Krakatau tahun 1883 bagaikan seperti bayi. Bandingkan saja, letusan Gunung Tambora (1815) yang "hanya" menghasilkan erupsi 50 kubik per km atau Gunung Krakatau (1883) yang "cuma" 10 kubik per km. Padahal, dua "bisul bumi" terakhir yang disebutkan termasuk gunung dengan erupsi terbesar dalam 2 abad terakhir.

Erupsi monster ini diperkirakan telah terjadi 3 kali, sekitar 840.000, 700.000 dan 74.000 tahun yang lalu. Dapat dibayangkan dahsyatnya letusan yang terjadi pada saat itu. Temperatur udara di dataran tertinggi saat letusan terjadi naik hingga 21 derajat celcius. Dari salah satu artikel surat kabar nasional yang pernah membahas monster ini, sesaat setelah letusan terjadi, bumi dinaungi oleh asap dan kabut tebal selama kurang lebih 2 tahun dan iklim di bumi berubah secara drastis. Suhu di bumi turun hingga 3.5 C selama beberapa tahun akibat terhalangnya sinar matahari. Dataran India menerima kiriman debu hingga 15 cm tebalnya. Bahkan di salah satu tempat di India Tengah ada yang mencapai 6 m. Seorang pakar Ilmu Bumi dari Monash University, Australia mengatakan, letusan tersebut telah menciptakan kawah baru seluas 90 km persegi. Kawah inilah yang sekarang telah terisi oleh air dan dikenal dengan Danau Toba. Lebih seru lagi, kebanyakan ahli geologi dan volcanologi menyimpulkan, monster ini sedang tidur sekarang dan sewaktu-waktu dapat terbangun kembali dengan "batuk" yang kurang lebih sama dahsyatnya.

Ah, betapa kecil dan lemahnya manusia yang dalam perjalanan hidupnya selalu berusaha menantang dan menaklukkan alam.

Wassalam

Sumber:
http://en.wikipedia.org/
http://ees2.geo.rpi.edu/rob/pdf/mastur_01.pdf#search='Toba%20Caldera'
http://volcano.und.nodak.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/indonesia/toba.html
http://pubs.usgs.gov/fs/2005/3024/

/body>